Saat-saat indah pertama kali ke luar negeri yaitu ke negara tetangga Malaysia. Semuanya berawal dari kedatangan kakak ipar dan keponakan yang tinggal di negara itu ke kotaku, Padangsidimpuan tercinta. Batas waktu kunjungan keponakanku Atikah Dewi yang bersekolah di sana menjadi awal aku ikut berangkat dengannya ke sana.

Saat yang dinantipun tiba. Aku, kakakku, Ika berangkat menuju negara tetangga ini. Sementara kakak ipar atau yang kami panggil "EDA" untuk tutur orang Batak, masih tinggal di Padangsidimpuan. Alangkah senangnya aku dengan kesempatan melihat negara orang yang berangkat bersama kakakku. Sesampainya di sana tiap hari yang aku lalui adalah mengunjungi tempat-tempat indah dan terkenal. Hari pertama di sana kami sampai sudah malam. Besoknya setelah sarapan, dari rumah abang yang berdomisili di Hulu Langat Selangor, kami menuju Menara Petronas atau menara kembar yang berada di pusat kota Kuala Lumpur. Dengan ditemani Ika dan Fandy, aku dan kakakku berangkat ke sana dengan naik taksi, untuk kemudian melanjutkan perjalanan dengan menaiki busway yang di sana namanya KL RAPID. Abangku tak bisa ikut menemani karena harus kerja. Sementara si kembar Taufik Hidayat dan Taufik Ismail tidak ikut dengan kami.
Tempat pertama yang kami kunjungi adalah Pasar Seni yang letaknya di pusat kota ibu kota negara ini Kuala Lumpur. Di sini kami membeli beberapa cenderamata untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh karena kami tak mau repot dan untuk menghemat waktu agar nantinya tidak harus mencari lagi di lain waktu. Dari situ kami ke tempat yang terkenal dengan nama Kuala Lumpur City Center (KLCC), letaknya yang berdekatan dengan Pasar Seni membuat kami mudah untuk melanjutkan perjalanan ini. Aku melihat alangkah indahnya tempat ini, indah sekali. Dengan luasnya yang lumayan capek untuk dijelajahi dalam satu harian. Di bawah menara tersebut terdapat taman yang luas dengan pemandangan yang indah. Tentu saja aku tidak melewatkan waktu untuk mengambil beberapa foto di tempat ini. Di sekitar menara itu ada juga kolam yang memperbolehkan orang untuk renang. Ramainya orang di situ asyik menikmati kolam tidak terkecuali beberapa perempuan bule tengah asyik memainkan air di kolam itu. Ika dengan PD nya mengajak berfoto bersama dengan mereka. Dengan ramah mereka menanggapi berfoto dengan kami. Saat itu rasa haus menjalar ke kerongkongan ini, Fandi adiknya Ika mengatakan kalau di situ ada kran tempat air yang langsung bisa diminum. Oh segarnya, rasa haus itupun seketika hilang. Hari sudah semakin sore saat kami belum selesai menjelajah tempat ini untuk dikunjungi. Karena termasuk luas, dengan kaki sedikit kecapekan, kami berjalan juga berkeliling karena tak mau melewatkan untuk melihat-lihat apa yang ada di sekeliling tempat ini. Saat hari semakin gelap, di situ ada kolam yang memancarkan air mancur yang semakin lama airnya semakin tinggi. Ooww, indahnya.
Hari Semakin gelap saat kami akan beranjak meninggalkan tempat ini. Rasanya belum puas menikmati keindahan tempat ini hanya dengan satu hari saja. Tetapi kami harus pulang, karena malampun datang menjelang. Sampai di rumah hari sudah malam, kami disambut abang dengan makan malam yang disajikan di ruang tengah dan kamipun makan bersama malam itu sambil bercerita tentang keadaan di situ sampai tak terasa hari sudah larut malam untuk kemudian kami ke pembaringan masing-masing merebahkan badan ini yang lumayan capek tapi bahagia.....

Hari Semakin gelap saat kami akan beranjak meninggalkan tempat ini. Rasanya belum puas menikmati keindahan tempat ini hanya dengan satu hari saja. Tetapi kami harus pulang, karena malampun datang menjelang. Sampai di rumah hari sudah malam, kami disambut abang dengan makan malam yang disajikan di ruang tengah dan kamipun makan bersama malam itu sambil bercerita tentang keadaan di situ sampai tak terasa hari sudah larut malam untuk kemudian kami ke pembaringan masing-masing merebahkan badan ini yang lumayan capek tapi bahagia.....



Untuk hari berikutnya, karena sudah beberapa hari sangat capek, kami istirahat tapi di sore harinya sepulang kerja, kami diajak abang ke rumah tante (Etek Lena) famili dari pihak ibu dari Mandailing. Rumahnya berdomisili di daerah Selayang, jauh dari Hulu Langat. Sepanjang perjalanan aku melihat pemandangan yang asyik juga, karena bisa menyaksikan keindahan kota begitu juga sebuah tempat yang bernama Batu Caves. Sayangnya kami tak sempat singgah di tempat ini. Tapi melihat keseharian masyarakat di negera Malaysia ini bisa aku nikmati di daerah Selayang tempat tinggal Etek Lena ini. Sehari-harinya mereka berdagang kelontong. Melihat kehidupan orang di sini, akupun jadi mikir, pantaslah orang Indonesia banyak yang berdatangan ke negara ini. Di sini aku melihat kalau tenaga kerja itu sepertinya sangat kurang. Aku melihat betapa banyak yang bisa dikerjakan di sini, khususnya dalam hal dagang. Pantaslah orang banyak yang berduit saat pulang kampung ke Indonesia, gumamku dalam hati.
Menyambung hari-hari indah di Malaysia, tak lupa kami sempatkan ke Dataran Merdeka yang juga terletak di tengah kota Kuala Lumpur. Tempat ini adalah salah satu tempat indah untuk acara foto-foto. Kalau pergi ke Malaysia jangan sampai lupa untuk mengunjungi tempat ini.
BERSAMBUNG.....

Tidak ada komentar:
Posting Komentar