Senin, 10 Oktober 2011

Visit Malaysia 2011



         Saat-saat indah pertama kali ke luar negeri yaitu ke negara tetangga Malaysia.  Semuanya berawal dari kedatangan kakak ipar dan keponakan yang tinggal di negara itu ke kotaku, Padangsidimpuan tercinta. Batas waktu kunjungan keponakanku Atikah Dewi yang bersekolah di sana menjadi awal aku ikut berangkat dengannya ke sana. 
        Dengan alasan mengantar keponakan ini jugalah akhirnya aku mempergunakan kesempatan untuk cuti tahunan dari kantor. Semuanya tiba-tiba saja saat abang yang juga ayah kandung dari Atikah Dewi yang kami panggil Ika mengatakan harus ada yang mengantarkannya pulang karena batas waktu izin libur sekolahnya hampir habis. 
       Saat yang dinantipun tiba. Aku, kakakku, Ika berangkat menuju negara tetangga ini. Sementara kakak ipar atau yang kami panggil "EDA" untuk tutur orang Batak, masih tinggal di Padangsidimpuan. Alangkah senangnya aku dengan kesempatan melihat negara orang yang berangkat bersama kakakku. Sesampainya di sana tiap hari yang aku lalui adalah mengunjungi tempat-tempat indah dan terkenal. Hari pertama di sana kami sampai sudah malam. Besoknya setelah sarapan, dari rumah abang yang berdomisili di Hulu Langat Selangor, kami menuju Menara Petronas atau menara kembar yang berada di pusat kota Kuala Lumpur. Dengan ditemani Ika dan Fandy, aku dan kakakku berangkat ke sana dengan naik taksi, untuk kemudian melanjutkan perjalanan dengan menaiki busway yang di sana namanya KL RAPID. Abangku tak bisa ikut menemani karena harus kerja. Sementara si kembar Taufik Hidayat dan Taufik Ismail tidak ikut dengan kami.

        Tempat pertama yang kami kunjungi adalah Pasar Seni yang letaknya di pusat kota ibu kota negara ini Kuala Lumpur. Di sini kami membeli beberapa cenderamata untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh karena kami tak mau repot dan untuk menghemat waktu agar nantinya  tidak harus mencari lagi di lain waktu. Dari situ kami ke tempat yang terkenal dengan nama Kuala Lumpur City Center (KLCC),  letaknya yang berdekatan dengan Pasar Seni membuat kami mudah untuk melanjutkan perjalanan ini. Aku melihat alangkah indahnya tempat ini, indah sekali. Dengan luasnya yang lumayan capek untuk dijelajahi dalam satu harian. Di bawah menara tersebut terdapat taman yang luas dengan pemandangan yang indah. Tentu saja aku tidak melewatkan waktu untuk mengambil beberapa foto di tempat ini. Di sekitar menara itu ada juga kolam yang memperbolehkan orang untuk renang. Ramainya orang di situ  asyik menikmati kolam tidak terkecuali beberapa perempuan bule tengah asyik memainkan air di kolam itu. Ika dengan PD nya mengajak berfoto bersama dengan mereka. Dengan ramah mereka menanggapi berfoto dengan kami. Saat itu rasa haus menjalar ke kerongkongan ini, Fandi adiknya Ika mengatakan kalau di situ ada kran tempat air yang langsung bisa diminum. Oh segarnya, rasa haus itupun seketika hilang. Hari sudah semakin sore saat kami belum selesai menjelajah tempat ini untuk dikunjungi. Karena termasuk luas, dengan kaki sedikit kecapekan, kami berjalan juga berkeliling karena tak mau melewatkan untuk melihat-lihat apa yang ada di sekeliling tempat ini. Saat hari semakin gelap, di situ ada kolam yang memancarkan air mancur yang semakin lama airnya semakin tinggi. Ooww, indahnya.

         Hari Semakin gelap saat kami akan beranjak meninggalkan tempat ini. Rasanya belum puas menikmati keindahan tempat ini hanya dengan satu hari saja. Tetapi kami harus pulang, karena malampun datang menjelang. Sampai di rumah hari sudah malam, kami disambut abang dengan makan malam yang disajikan di ruang tengah dan kamipun makan bersama malam itu sambil bercerita tentang keadaan di situ sampai tak terasa hari sudah larut malam untuk kemudian kami ke pembaringan masing-masing merebahkan badan ini yang lumayan capek tapi bahagia.....


           Hari berikutnya yang kami kunjungi adalah daerah Putra Jaya. Tempat ini sekarang menjadi pusat pemerintahan negara Malaysia yang dahulunya terletak di Kuala Lumpur. Berhubung tempatnya jauh dari tempat tinggal kami di daerah Hulu Langat Selangor, sesampainya kami di sini hari sudah menjelang sore. Sepanjang jalan aku melihat betapa kawasan ini sangat luas tetapi minim penduduk. Pembangunan di mana-mana padahal sepertinya tidak ada orang di sini, pikirku. Berbeda dengan kampungku yang kebanyakan orang tetapi perumahan yang sangat kurang. Di sini semuanya tertata rapi. Untuk mencapai sebuah tempat yang jauh sekalipun, kita tidak akan takut kesasar karena orang-rang di sini sangat ramah untuk menunjukkan arah, walaupun sebenarnya kita akan mudah menemukan berbagai tanda penunjuk arah di berbagai tempat. Begitu tidak bisa disembunyikan rasa kekaguman kami tentang tempat ini. Begitu luas, bersih dan semuanya tertata dengan baik. Tidak terlihat secuil sampahpun berserakan di sini, walau dengan luas seperti itu. Begitupun dengan petugas kebersihannya tidak nampak. Entah kapan ini dikerjakan, seolah tak ada yang mengotori. Mesjid indah ada di sini. Namanya mesjid Putra. Saat memasuki tempat ini, harus menggunakan busana muslim. Apabila kebetulan anda ke tempat ini tanpa mengenakan penutup kepala bagi wanita, anda akan ditegur oleh petugas tapi anda bisa meminjam pakaian untuk anda kenakan saat memasuki mesjid ini. Saat tiba di dalam mesjid yang bertingkat 3 ini, rasa kagum kembali ada di ruang hati ini. Bersih.. itu tetap jadi pemandangan bagi kita selain memang indah. Alhamdulillah, sangat bersyukur pernah mengunjungi tempat yang sangat menyenangkan ini. Hari hampir larut malam saat kami pulang dan sampai di rumah... Lumayan capek tapi sangat menyenangkan....


          Hari berikutnya di liburan ini yang  kami kunjungi adalah sebuah kondominium milik temannya keponakanku Atikah Dewi atau Ika.  Tak begitu jauh tempatnya hanya sekitar  15 menit dari rumah. Di sini dengan semua keponakan dan juga teman-temannya Ika, kami menikmati acara renang. Dan yang paling berkesan adalah orang tua temannya Ika yang sangat respek atas kedatangan kami dari Indonesia. Tanpa sepengetahuan kami ayahnya teman ini telah menyediakan berbagai makanan untuk kami. Selesai renang, makanan telah terhidang di meja. Dengan memasak sendiri dia menyediakannya untuk kami, oh senangnya diperlakukan bak tamu istimewa. Thanks atas semua sambutannya pak, kalau ke Indonesia silahkan datang ke kampung kami, kataku...


          Untuk hari berikutnya, karena sudah beberapa hari sangat capek, kami istirahat tapi di sore harinya  sepulang kerja, kami diajak abang ke rumah tante (Etek Lena) famili dari pihak ibu dari Mandailing. Rumahnya berdomisili di daerah Selayang, jauh dari Hulu Langat. Sepanjang perjalanan aku melihat pemandangan yang asyik juga,  karena bisa menyaksikan keindahan kota begitu juga sebuah tempat yang bernama Batu Caves. Sayangnya kami tak sempat singgah di tempat ini. Tapi melihat keseharian masyarakat di negera Malaysia ini bisa aku nikmati di daerah Selayang tempat tinggal Etek Lena ini. Sehari-harinya mereka berdagang kelontong. Melihat kehidupan orang di sini, akupun jadi mikir, pantaslah orang Indonesia banyak yang berdatangan ke negara ini. Di sini aku melihat kalau tenaga kerja itu sepertinya sangat kurang. Aku melihat betapa banyak yang bisa dikerjakan di sini, khususnya dalam hal dagang. Pantaslah orang banyak yang berduit saat pulang kampung ke Indonesia, gumamku dalam hati. 



          Menyambung hari-hari indah di Malaysia, tak lupa kami sempatkan ke Dataran Merdeka yang juga terletak di tengah kota Kuala Lumpur. Tempat ini adalah salah satu tempat indah untuk acara foto-foto. Kalau pergi ke Malaysia jangan sampai lupa untuk mengunjungi tempat ini.

BERSAMBUNG.....